Warung Internet

Home » » Upacara Adat Hanta Ua Pua ( bima )

Upacara Adat Hanta Ua Pua ( bima )

Minggu, 07 Agustus 2011 | 0 komentar

Foto 1 dari  1Penghulu Melayu di Atas Uma Lige

Bagi umat Islam, bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan mulia dan kedatangannya senantiasa dinanti-nantikan sebab, pada bulan 3 menurut perhitungan kalender Hijriah ( kalender islam ) tersebut adalah bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, atau lebih populer dengan sebutan Maulid Nabi. Salah satunya adalah upacara adat "Hanta Ua Pua" yang di gelar oleh umat Islam di Kota Bima, Provinsi Nusa tenggara Barat.

selain untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, upacara adat ini juga bertujuan untuk memperingati masuknya agama islam ke bima dan sekaligus menghormati  para pembawa agama islam ke daerah tersebut. sebagai mana terdapat dalam buku Bo' sangaji kai, hasil sutingan Henri Chambert-Loir dan Siti Maryam R.Salahuddin ( 1999 ), islam masuk ke bima pada hari kamis tanggal 5 juli 1640 M, atau bertepatan dengan tanggal 15 Rabiul Awal 1050 H. Islam pertama kali di bawa ke bima oleh dua orang datuk keturunan bangsa melayu dari Kerajaan Pagaruyung, yang dewasa ini masuk dalam Kecamatan tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Dua datuk yang juga berprofesi sabgai saudagar tersebut bernama Datuk Dibanda dan Datuk Ditiro. Selain ke Bima dua datuk ini juga sabagai tokoh utama penyebar agama islam di Pulau Sulawesi. Bahkan khusus Datuk Dibanda yang juga populer dengan nama khatib Tunggal, kondang dalam legendan masyarakat di kawasan indonesia timur sabagai Tokoh yang mengislamkan raja-raja dari 5 Kerajaan yaitu :
  • Kerajaan Gowa
  • Kerajaan Wajo
  • Kerajaan Kutai
  • Kerajaan Gantarang ( Di Pulau Selayar ), dan
  • Kerajaan Bima sendiri
Selain menyebarkan agama Islam, keturunan Kerajaan Pagaruyung tersebut juga turut serta membantu mengusir para bajak laut dari Teluk Bima yang kerap mengancam keamanan Kerajaan Bima

Sebagai penghormatan atas Datuk Dibanda dan Datuk Ditiro, Sultan Abdul Kahir Ma Ntau Bata Wadu, Sultan Kerajaan Bima pertama, menganugerahkan sebidang tanah yang cukup luas kepada keduanya. kelak, tanah pemberian Sultan Bima ini di jadikan tempat tinggal kerabat dan keluarga mereka. Seiring dengan perkembangan masyarakat, penghuni kampung tersebut kian tambah ramai, dan akhirnya perkampungan tersebut di beri nama kampung " melayu ". Sampai sekarang pun perkampungan yang berada di tengah-tengah Kota Bima ini tetap di huni  oleh keturunan melayu yang masih mempertahankan adat istiadat melayu dan teguh memeluk Agama Islam.

Konon upacara adat Hanta Ua Pua telah di laksanakan oleh kerajaan dan masyarakat Bima sejak 4 abad silam. Pada saat itu, upacara resmi Kerajaan Bima ini dihelat saban tahun dan di rayakan secara besar-besaran. Bahkan upacara sakral ini menjadi ajang silahturahmi antar suku bangsa. Namun upacara ini berhenti takkala perang Dunia II Meletus.Setelah Indonesia merdeka, karena menimbang nilai-nilai historis dan religius yang terkandung di dalamnya, pihak Kerajaan Bima berinisiatif menghidupkan kembali acara ini pada tahun 1950-an. Namun perhelatan acara tersebut terasa hambar dan kesakralannya kian tergerus. Sabagaimana diketahui tahun 1950-an adalah masa transisi politik dari Kerajaan menuju Swapraja yang sarat dengan intrik politik dan konflik kepentingan. Setelah tahun 1950-an, upacara adat Hanta Ua Pua pernah di gelar pada tahun 1980-an, tahun 19990-an, dan tahun 2003. Kendati demikian, tetap saja jauh dari kesan semarak apalagi khidmat. Setalah era Reformasi dan Otonomi Daerah bergulir, upacara adat Hanta Ua Pua mulai mendapatkan momentumnya. Apalagi upacara ini mendapat dukungan penuh dari pihak Kerajaan Bima, Pejabat Pemerintah Kabupaten/kota Bima, dan masyarakat Bima pada umumnya.

Sematak, atraktif, dan khidmat. Demikianlah kesan-kesan para pengunjung ketika menyaksikan  upacara adat Hanta Ua Pua yang dihelat oleh masyarakat yang mendiami daerah yang juga dikenal dengan nama daerah "Dana Mbojo" itu. Sebab, selam prosesi upacara adat yang sarat dengan simbol-simbol dan nilai-nilai Agama Islam ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan perlombaan.

Upacara adat Hanta Ua Pua di mulai pada pagi hari, sekitar pukul 08.00 WITA. Upacara ini di mulai dari kampung Melayu dan berakhir di depan Istana Kerajaan Bima. Pada sisi kiri dan kanan jalan yang menjadi rute upacara, biasanya penuh sesak oleh masyarakat yang meyaksikan upacara adat Hanta Ua Pua. Mereka terpesona melihat aneka hiasan dan pernak-pernik perlengkapan upacara yang menyimbolkan keagungan Agama Islam, kemuliaan adat Melaya, dan Kebesaran Kerajaan Bima.

 
tari klosal anak-anak

Salah satu yang menjadi daya tarik upacara adat Resmi Kerajaan Bima ini adalah iring-iringan "Uma Lige". Uma Lige adalah semacam mahligai persegi empat yang di jadikan sebagai tandu untuk membawah Penghulu Melayu dari Kampung Melayu hingga Serambi Istana Kerajaan Bima. penghulu melayu tersebut di dampingi oleh 4 orang penari perempuan Lenggo Mbojo dan 4 orang penari laki-laki Lenggo Melayu.Selain penghulu melayu dan para penari, di dalam Uma Lige juga terdapat sebuah kitab Suci Al-Qur'an dan Ua Pua/Sirih Puan, yaitu 99 tankai bunga telur aneka warna dan hiasan yang dilengkapi dengan sirih dan pinang. 99 tangkai bunga telur itu melukiskan 99 nama-nama indah Allah SWT, atau Asmaul Husna. Uma Gite ini di gotong oleh 44 orang pemuda dari berbagai kelurahan/kampung di Kota Bima, di mana masing-masing sudut Uma Lige akan di gotong 11 orang. Konon 44 orang penggotong tersebut menggambarkan 44 jenis keahlian/profesi masyarakat bima pada masa lalu misalnya, daerah Ngadi kesohor sebagai pencentak guru mengaji Al-Qur'an, kawasan sekitar bedi terkenal sebagai penghasil tentara , dan lain sebagainya.

Hal lain yang dapat mempesonakan dalam upacara adat Hanta Ua Pua ini adalah "parade pasukan berkuda". pasukan berkuda tersebut terdiri dari 2 kelompok, yaitu "Jara Wera dan jara Sara'u". Jara Wera adalah pasukan berkuda yang bertugas untuk mengawal Sultan Bima, sementara Jara Sara'u adalah pasukan berkuda yang di gunakan untuk mengawal tamu Kehormatan Kerajaan Bima. Konon dulunya penunggang-penunggang kuda ini yaitu para pendekar yang mengantar Datuk-datuk dari Makasar yang datang ke Bima melalui teluk Bima untuk memperkenalkan Agama Islam untuk pertamakalinya.

parade pasukan berkuda

Sesampainya di depan Istana Kerajaan Bima atau yang populer dengan nama "Asi Mbojo", pasukan Jara Wera tampil kedepan mereka akan memperlihatakan kebolehan menunggang kuda. Setelah itu pasukan Jara Sara'u memasuki arena yang diiringi oleh bala tentara yang dilengkapi dengan pakaian kebesaran prajurit Kerajaan Bima. Mereka melakukan atraksi ketangkasan menggunakan senjata. Suasana kian meriah karena unjuk kebolehan berkuda dan ketangkasan menggunakan senjata ini di akhiri dengan masuknya para penari dengan membawakan Tari Perang.

Setelah atraksi pasukan berkuda selesai, rombongan Uma Lige tampil kedepan.penghulu Melayu menyerahkan Al-Qur'an kepada Jene Teke/Raja Muda Kerajaan Bima yang merupakan acara inti upacara adat Hanta Ua Pua. Penyerahan Al-Qur'an ini melambangkan bahwa Kerajaan Bima senantiasa teguh memeluk Agama Islam hingga akhir zaman dan masyarakat Bima harus mengamalkan kandungan Al-Qur'an dalam kehidupan mereka sehari-hari. Rangkaian upacara berikutnya adalah penyerahan Ua Pua/Sirih Pinang oleh para penari lenggo kepada Jene Teke.

Setelah upacara adat Hanta Ua Pua selesai, hal lain yang membuat orang yang menontonnya terhibur adalah takala menyaksikan para pengunjung berlomba-lomba memperebutkan Ua Pua/Sirih Pinang yang terdiri dari 99 tangkai bunga telur dengan hiasan warna-warni. Mereka meyakini bahwa bunga-bunga telur tersebut dapat membawah berkah seperti di udahkan rezeki oleh Allah SWT dan cepat mendapat jodoh. Kecuali itu sepanjang perhelatan upacara para pengunjung juga akan disuguhkan dengan tarian-tarian khas daerah setempat, aneka permainan rakyat, berbagai perlombaan, dan pameran benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Bima.

alhamdulillah selesai juga nulis ni artikel ....... pada pegal semua ni tangan mana lagi puasa lagi heheheeheee ..... semoga artikel ini bermanfaat .....


sumber : http://www.wisatamelayu.com


Photobucket
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Ƙɑɓɑr eN Te Be - All Rights Reserved
Template Modify by Onco Gamankz
Proudly powered by Blogger