PULAU Santonda merupakan pulau yang berada di sebelah barat gunung Tambora dan merupakan bagian dari wilayah kabupaten Dompu. Untuk ke pulau Satonda, rombongan menggunakan perahu bagan ikan warga di pantai Tanjung Beriak Desa Nangamiro. Dari jauh dilihat, pulau ini seperti halnya benteng pertahanan untuk menghadapi berbagai serangan musuh dan tidak terlihat memiliki keunikan. Hanya saja dalam perjalanan ke pulau ini, kita akan menyaksikan ikan lumba-lumba sebesar manusia yang saling kejar mengejar.
Pulau Satonda yang dijaga oleh Pujadi R ini sejak 1986 saat dikuasai pemerintah kabupaten Bima dan masih dijaga hingga dalam penguasaan pemerintah Kabupaten Dompu saat ini. Selain Pujadi juga dibantu putranya Toto Suharto (32). Pulau yang memiliki ukuran 3 x 2 kilometer persegi dan kaldera yang membentuk danau berukuran 2 x 2 kilimeter persegi ini dikelilingi oleh bukit dengan ketinggian 300 meter dari permukaan lalut (DPL) disebelah timur dan 450 dpl di sebelah barat. Pepohonan yang tumbuh juga rata-rata tidak terlalu besar padahal hidupnya sudah bertahu-tahun lamanya.
Pulau Satonda yang memiliki air yang sudah membiru ini, airnya tidak asin selayaknya air laut kendati berada di tengah-tengah lautan. Hal ini menurut hasil penelitian para ilmuwan, dikarenakan antara danau dan laut tidak memiliki lubang penghubung di dalamnya.
Menurut buku Gunung Api NTB hasil penelitian Ikatan Ahli Geologi Indonesia Pengurus NTB yang disusun oleh Heryadi dan Mujitahid Oktober 2003, Satonda merupakan sebuah pulau yang memiliki gunung berapi. Namun gunung berapi dipulau Satonda ini meletus pada 4 ribu tahun silam. Akibat letusan itu menimbulkan lengkungan berupa bentuk huruf delapan. Lengkungan kemudian diisi oleh air hujan. Karena adanya ledakan yang cukup dahsyat dari letusan Gunung Tambora pada 6 April 1815 silam, membuat larfa yang mengandung belerang masuk di danau satonda dan tsunami memuntahkan air laut dan membawanya masuk ke dalam danau.
Ikan yang hidup dalam danau ini ndak ada yang besar, rata-rata besarnya sebesar ikan teri. Ia tidak bisa mengembang selayaknya ikan lain yang hidup di air tawar maupun air asin (laut-red). ''Ini merupakan hasil penelitian dan berbagai ahli yang sudah melakukan penelitian dan sudah menyelam,'' ujar Pujadi.(ula)
Sumber: Suara NTB
Editor : onco
Editor : onco
0 komentar:
Posting Komentar